Site icon CIC Sydney

TERLALU BESAR UNTUK DIBUKTIKAN

HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

Seorang teman dan saya duduk menikmati kopi di satu sore. Kami berdiskusi tentang Allah Tritunggal. Teman saya mengatakan,  Allah Tritunggal bisa dibayangkan seperti Handphone. Allah Bapa bagaikan mesinnya, Allah Putra bagaikan simcardnya. Allah Roh Kudus seperti sinyalnya. Semua unsur bisa dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan. Tetap satu gadget yang namanya handphone.

Sesederhana itukah? Tentu saja terlalu sederhana, karena misteri Allah tidak terbatas dan otak kita terlalu kecil untuk bisa memahami. Namun bukan berarti saya menyalahkan karena gambaran di atas juga menggambarkan kemaha-baikan Allah yang mengasihi dan hendak menyelamatkan manusai. 

Bagi saya pribadi, misteri Allah Tritunggal lebih bisa menyapa kalau kita kembali kepada pengalaman. Pertama, dengan memandang alam. Dalam bacaan pertama (Ul. 4:32-34), Musa memiliki ketakjuban karena di padang gurun bisa melihat ujung langit  yang satu ke ujung yang lain. Rudy, Harry dan saya pernah terperosok di lumpur di tengah jalan tanah yang membelah gurun di pedalaman Australia. Di malam hari kami berada di alam  terbuka di malam hari dan menyaksikan bintang-bintang, galaxi, meteor yang bertaburan. Memandangnya menimbulkan kekaguman dan bahkan sedikit kegentaran. Dan sangat terasa sampai tulang sungsum, betapa besar Dia yang menciptakan alam semesta. Kesadaran bahwa segala sesuatu ada yang menciptakan akan mendekatkan kita kepada Allah Bapa sebagai  Pencipta. 

Cara kedua adalah dengan mengenali gerak-gerak batin. Kalau kita merasakan hati kita yang dalam, kita akan merasakan bahwa ada gerakan-gerakan yang mengarahkan kita kepada kebenaran, kekuatan dan kesucian. Merasakannya anda akan bersentuhan dengan Allah Roh Kudus yang membimbing. 

Dan ketiga, lewat membaca Kitab Suci kita akan mengenal Yesus yang hidupnya dibaktikan untuk menyelamatkan dunia. Itulah Allah Putra.

Para saudara, St. Theresia dari Avila mengatakan bahwa  Allah yang bisa dibuktikan dan bisa ditebak tidak lagi menjadi Allah. Allah terlalu besar untuk dibuktikan. Cara lebih menyentuh iman adalah dengan kembali ke pengalaman: melihat ciptaan dan mengaguminya, memasuki hati yang dalam dan merasakan penyertaan-Nya, berdoa dan merasakan kehadiran Yesus. Dan kita akan merasakan misteri itu: Allah yang menempuh segala cara untuk menyelamatkan kita, dengan mencipta, membimbing dan mengajar kita agar kita sampai pada keselamatan kekal. Dia mengasihi kita!

Saudaramu dalam Tuhan,

Fr. Petrus Suroto MSC

Email: petrussuroto@gmail.com

Exit mobile version