Umat CIC Sydney ytk,
Dalam injil Markus 4 : 26–34, Yesus menjelaskan tentang kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah situasi di mana semua yang baik bertumbuh dan berkembang – agar ada suasana kasih, ada perdamaian, keadilan, solidaritas, yang menyelamatkan manusia lahir dan batin. Untuk mewartakan tentang kerajaan Allah, Yesus memakai perumpamaan-perumpamaan dari kehidupan masyarakat pada umumnya.Dalam Markus 4 : 26–34, Yesus mengumpamakan kerajaan Allah seperti biji sesawi. Biji sesawi sangat kecil, jika ditanam akan tumbuh perlahan-lahan, tak nampak, tapi makin hari semakin besar akhirnya menjadi pohon yang besar dan rindang, tempat burung hinggap dan berteduh. Gambaran ini mau mengatakan bahwa Kerajaan Allah adalah pertumbuhan. Kita tidak dipanggil untuk membangun Kerajaan Allah tapi menanamnya.
Kerajaan Allah itu benar-benar benih, benih yang kita terima langsung dari Allah karena kerajaan Allah itu berhubungan dengan iman. Benih itu adalah iman percaya kita, bertumbuh tiap hari melalui pengalaman-pengalaman hidup kita, dengan tabah menjalani semua peristiwa kehidupan (2 Kor 5:6), semua dijalani dengan iman kepada Bapa. Memiliki karakter tidak bermegah untuk diri sendiri karena pertumbuhan adalah anugerah Tuhan (2 Kor 5:12).Hidup untuk Tuhan dalam tindakan nyata dalam interaksi dengan sesama dengan tidak menghakimi orang lain. (2 Kor 5 : 13–16), dan terus bertumbuh sehingga menjadi ciptaan baru.
Bertumbuh merupakan ciri kehidupan. Pertumbuhan mahkluk hidup dimulai dari benih yang hidup.Pesan yang disampaikan dalam pengajaran ini adalah bertumbuh merupakan hal penting bagi setiap orang. Sebagaimana ilustrasi benih yang kemudian mengeluarkan tangkai dan tangkai menghasilkan bulir dan selanjutnya bulir dipenuhi dengan butir-butir dan kemudian butir menghasilkan buah merupakan proses yang menandakan adanya pertumbuhan.
Tuhan Yesus menghendaki pertumbuhan terjadi pada setiap MuridNYA. Pertumbuhan hanya terjadi jika benih yang adalah Firman Tuhan tertabur pada hati manusia yang terbuka dan bersedia merespon firman itu. Jika kita ingin menjadi pribadi yang bertumbuh kita perlu menyediakan hati sebagai tempat persemaian Firman Tuhan dan menjadi ruang di mana Tuhan berkuasa menumbuhkan diri kita. Menjadi murid Yesus adalah menjadi pribadi yang bertumbuh dan menampakkan ciri kehidupan sebagaimana Yesus teladankan kepada kita semua.
Kerajaan Allah bertumbuh dan berkembang dengan kuasa-Nya sendiri. Yesus menggunakan perumpamaan pertama (Markus 4:26-29) untuk membandingkan Kerajaan Allah dengan pertumbuhan benih misterius yang ditaburkan, bertunas, tumbuh dan menghasilkan biji-bijian tanpa perawatan petani. Pesannya adalah bahwa kerajaan Allah telah berdiri di tengah dunia, melalui khotbah dan tindakan Yesus. Kerajaan Allah itu tumbuh dan berkembang bukan sebagai karya kerja manusia tetapi dari kekuatannya sendiri, dan menurut kriteria yang secara manusiawi berbicara tidak dapat diuraikan. Semua terjadi karena kekuatan dan kebaikan Tuhan.
Paus Fransiskus berkata bahwa ketika sejarah manusia tampaknya berkembang bertentangan dengan kehendak Tuhan, kita dipanggil untuk menjalaninya sebagai masa pencobaan, harapan dan kewaspadaan. Kerajaan Allah tumbuh secara misterius; Kekuatannya tersembunyi dalam benih kecil yang dahsyat. Ketika saat-saat gelap, kita perlu percaya pada karya Tuhan yang tenang tetapi mengagumkan dan tetap berlabuh dengan setia dalam Dia, di hadirat-Nya yang selalu menyelamatkan.Yesus menggunakan perumpamaan kedua (Markus 4:31-34); mengundang kita hari ini untuk menyadari dengan rendah hati keterbatasan pikiran memahami kehendak Allah dalam kehidupan; terlalu kecil kemampuan kita mengerti rencana Allah yang mengagumkan. Mari kita hidup mengandalkan iman, melampaui segala perkiraan kita semata. Kita bisa merencanakan tetapi Tuhan yang mewujudkannya. Kita membutuhkan hati yang selalu terbuka dan percaya pada penyelenggaraan Tuhan. Ia murah hati dan ingin supaya kitab oleh mengalaminya. Sejak dahulu, Gereja terus bertumbuh dan berkembang bukan karena semata kekuatannya sendiri tetapi mau membuka diri pada bimbingan Roh Kudus. Mari kita selalu setia bersandar pada Tuhan. Mari menempatkan diri di tangan Allah sebagai alat kecil dan lemah supaya kita mampu menyelesaikan pekerjaan besar dan membiarkan Kerajaan-Nya yaitu keadilan, kedamaian dan sukacita dalam Roh terus terwujud dalam hidup.
Tuhan memberkati.
RP. Agustinus Handoko HS MSC
Chaplain to the Indonesian Community
193 Avoca St, Randwick NSW 2031
PO BOX 309, Randwick NSW 2031
Email: hanhanmsc@yahoo.com atau Chaplain@cicsydney.org