Site icon CIC Sydney

“PEMIMPIN BERARTI PELAYAN (Servant leadership)”

Umat CIC Sydney ytk,

Dewasa ini pangkat dan jabatan menjadi sebuah kebanggaan. Sesuatu yang sangat baik apabila seseorang punya cita-cita dan berjuang untuk menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi atau kelompok tertentu. Namun yang diharapkan adalah bahwa setiap pemimpin harus mengabdikan diri sepenuhnya bagi kepentingan komunitas bukan untuk kepentingan personal. Tuhan Yesus dalam Injil hari ini mengajarkan para murid-Nya bahwa untuk pemimpin yang baik harus memiliki jiwa pelayanan. Tuhan Yesus berkata: 

“Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”

Kehormatan seseorang sebagai seorang pemimpin terletak pada sejauh mana dia melayani sesamanya dengan tulus dan total. Tuhan Yesus meminta kita untuk membangun semangat pelayanan. Semangat pelayanan lahir karena rasa syukur yang mendalam atas rahmat Tuhan dan kepedulian untuk berbagi dengan saudara-sadari yang lain. Seorang kristiani yang mengalami kasih Tuhan akan semakin terdorong untuk memberikan diri dan peduli bagi orang lain dalam semangat pelayanan.

Tapi yang kita jumpai dalam keseharian, ternyata persis yang dialami Yesus ketika Ia bertemu dengan para murid-Nya. Misi hidup Yesus dan murid-murid-Nya kala itu ternyata berbeda. Hidup Yesus tertuju bagi pelayanan dan penebusan. Bahkan dalam misi-Nya itu Ia harus menderita dan wafat. Namun pada hari ketiga Ia akan bangkit. Sementara para murid Yesus masih berkutat soal siapa yang terbesar di antara mereka. Mereka ingin memastikan siapa yang pantas menjadi pemimpin dan pelayan. Ambisi pribadi dan kepentingan pribadi masih menjadi orientasi para murid. Dapat dipastikan setiap murid kala itu berambisi menjadi pemimpin bukan abdi/pelayan. Maka, pantaslah kalau para murid tidak mengerti ketika Yesus memaparkan misi pelayanan-Nya. Yesus bertutur soal kerajaan surgawi, sementara mereka mencita-citakan hal-hal duniawi.

Yesus memahami cita-cita mereka sekaligus ingin meluruskannya. Maka, Ia berkata kepada para murid-Nya: ”Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya” (Mrk.9:35). Bagi Yesus, kehormatan seseorang tidak dilihat dari pangkat dan kedudukan, melainkan dari sejauh mana ia melayani sesamanya. Apakah kali ini para murid mengerti perkataan Yesus?

Umat CIC Sydney ytk,

Yesus bicara soal leadership/kepemimpinan yang berkenan di mata Allah. Secara umum kita tahu, kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam memengaruhi orang lain yang umumnya melalui motivasi untuk bekerja sesuai dengan tujuan dan sasaran yang berlaku. Sebagai manajer atau pimpinan sudah umum diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang dilakukan akan sangat mempengaruhi bagaimana perilaku karyawan/bawahan tersebut bekerja untuk sampai menuju goals atau tujuan-tujuan yang sudah dibuat. Menjadi pemimpin “zaman now” sangat berbeda dengan memimpin pada era tahun 1970 -2000 an. Seorang pemimpin tidak hanya menggunakan otoritas (power) yang dimiliki, tetapi juga menggunakan pengaruh untuk menggerakkan orang lain. Dalam menjalankan perannya, seorang pemimpin akan berhadapan dengan segala macam karakter, perilaku dan tingkat kematangan kepribadian bawahannya. 

Apakah kepemimpinan di komunitas  kita merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang melaksanakan servant leadership. Namun, apa itu servant leadership? Seperti yang ditulis oleh Robert Greenleaf, Servant Leadership adalah seseorang yang menjadi pemimpin dengan terlebih dahulu menjadi seorang pelayan. Dimulai dari perasaan alami bahwa seseorang yang ingin melayani, harus terlebih dulu melayani. Kemudian pilihan secara sadar membawa seseorang untuk memimpin dengan cara menempatkan kebutuhan karyawan sebagai prioritas, mengenal kehormatan dan pentingnya nilai bagi setiap individu, dan membantu orang lain dalam mencapai suatu tujuan bersama. Kepemimpinan yang melayani (servantleadership) merupakan suatu tipe atau model kepemimpinan yang dikembangkan untuk mengatasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh suatu masyarakat atau bangsa. Para pemimpin-pelayan (servantleader) mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya di atas dirinya. Orientasinya adalah untuk melayani, cara pandangnya holistik dan beroperasi dengan standar moral spiritual. Dan itulah kepemimpinan yang diajarkan dan ditawarkan oleh Yesus untuk kita. Banyak ditemukan tokoh dunia yang terhormat dan  tercatat oleh Sejarah karena mereka menghayati apa yang diajarkan Yesus : menjadi pemimpin yang melayani. Semoga kita tercatat dalam Sejarah kehidupan kita masing-masing karena kita telah melayani sesama kita.

RP. Agustinus Handoko HS MSC

Chaplain to the Indonesian Community

193 Avoca St, Randwick NSW 2031

PO BOX 309, Randwick NSW 2031

Email: hanhanmsc@yahoo.com atau Chaplain@cicsydney.org

Exit mobile version