Umat CIC Sydney ytk,
Transfigurasi Yesus, di mana Ia berubah rupa dan bercahaya di gunung, memiliki makna rohani yang mendalam, yaitu sebagai pengungkapan identitas Ilahi-Nya, pratinjau kemuliaan-Nya di masa depan, dan penguatan iman para murid dalam menghadapi penderitaan.
Berikut adalah beberapa aspek penting dari makna rohani transfigurasi:
- Pengungkapan Identitas Ilahi Yesus:
Transfigurasi menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang dikasihi, yang memiliki kemuliaan dan kekuasaan Ilahi.
- Pratinjau Kemuliaan di Masa Depan:
Peristiwa ini memberikan gambaran tentang kemuliaan yang akan dialami oleh Yesus di akhir zaman dan juga kemuliaan yang dijanjikan bagi orang percaya.
- Penguatan Iman Para Murid:
Transfigurasi memberikan penguatan iman kepada para murid, terutama Petrus, Yakobus, dan Yohanes, yang menyaksikan peristiwa tersebut.
- Pesan tentang Penderitaan dan Kemenangan:
Peristiwa ini juga mengingatkan bahwa jalan Yesus adalah jalan penderitaan menuju kemenangan, dan kita juga harus siap memikul salib kita masing-masing.
- Perjumpaan Para Sahabat Allah:
Transfigurasi juga menunjukkan tentang reuni dan perjumpaan para sahabat Allah.
- Persekutuan Para Kudus di dalam Yesus Kristus
Transfigurasi juga mengingatkan tentang persekutuan para kudus di dalam Yesus Kristus .
Umat CIC Sydney ytk,
ada 3 hal yang bisa renungkan dari peristiwa Yesus dipermuliakan di atas gunung, yaitu
Pertama, untuk mencapai puncak gunung (kemuliaan) orang perlu mendaki. Tanpa proses pendakian, tidak akan pernah ada pencapaian ke puncak. Berjalan mendaki gunung itu penuh tantangan dan seni. Orang mesti mengerti cara dan tipsnya serta butuh Latihan rutin.
Kedua, Para pendaki hanya membawa hal-hal yang amat diperlukan. Demikian pula para pendaki Rohani dituntut mau dan rela melepaskan diri dari urusan dan hal dunia yang tidak perlu. Mengambil jarak dari kesibukan sehari-hari, masuk dalam keheningan. Berada dalam hidup sehari-hari tetapi memusatkan perhatian pada kemuliaan surgawi. Di dalam Yesuslah orang menemukan kemuliaan sejati itu (Matius 17:2) dan Petrus memberikan kesaksian tentang kemuliaan itu (2Petrus 1:16-19). Untuk dapat menyaksikan dan mengalaminya orang perlu masuk ke tempat yang sunyi dan masuk dalam kontemplasi. Orang juga dituntut siap menderita, menjadi seorang hamba yang melayani dan memberikan kasih seperti Kristus.
Ketiga, dalam kemuliaan-Nya itu identitas Yesus dinyatakan. Dia bukan hanya hamba melainkan Tuhan. Itulah Yesus yang sebenarnya. Melalui peran-Nya sebagai hamba yang memberikan kasih-Nya lewat pelayanan dan penderitaan, Yesus mencapai kemuliaan. Tujuan dan tempat terakhir Yesus bukanlah makam, tetapi kemuliaan abadi. Demikian pula mereka yang mengikuti Yesus dan rela menderita bersama-Nya akan mengambil bagian dalam kemuliaan itu. Penderitaan, kematian, dan kebangkitan mesti lebih dulu dilewati (Matius 17:9).
Pengalaman para murid melihat Yesus dipermuliakan di atas gunung merupakan pengalaman yang sangat membahagiakan. Ketiga murid sudah merasakan kemuliaan itu. Maka, Petrus berkata,”Tuhan, betapa bahagianya kami tinggal di tempat ini.” (Matius 17:4) Panggilan setiap manusia ialah kemuliaan dan kebahagiaan itu, bukan kemegahan dan kemuliaan duniawi.
Banyak orang terpuruk dan jatuh dalam pencarian kemuliaan duniawi, bahkan dengan cara-cara yang sangat memalukan: KORUPSI. Budaya korupsi sudah menggurita di bumi pertiwi dan merasuk di semua lini kehidupan. Maka ajakan untuk mengubah mindset yang benar tentang kemuliaan menjadi sangat urgen. Peristiwa Yesus dipermuliakan di atas gunung menjadi ajakan untuk kita semua untuk berani mendaki bersama Tuhan demi menggapai kemuliaan yang ditawarkan Bapa. Siapakah yang siap mendaki Bersama Tuhan Yesus untuk sampai ke puncak? Selamat memasuki minggu prapaska kedua. Ametur
RP. Agustinus Handoko HS MSC
Chaplain to the Indonesian Community
193 Avoca St, Randwick NSW 2031
PO BOX 309, Randwick NSW 2031
Email: hanhanmsc@yahoo.com atau Chaplain@cicsydney.org