Umat CIC Sydney ytk,
Hari ini kita merayakan pesta Pembaptisan Tuhan. Di tepi sungai Yordan, Yesus ikut antri di antara para calon baptis, demikian dapat kita bayangkan. Ia datang ke sana bukan dengan kawalan istimewa, bukan sebagai penonton, juga tidak untuk menyuruh Yohanes membuka tali kasut-Nya. Ia datang sebagai orang biasa di tengah khalayak. Ia berdiri di sana, terkesan sebagai salah seorang pendosa. Apa makna dari peristiwa ini? Mari kita Simak ulasan berikut ini.
PENGGENAPAN NUBUAT. Ketika tiba giliran Yesus dibaptis, Yohanes mencegah-Nya. Ia sadar bahwa Yesus jauh melebihinya, bahwa baptisan Yesus lebih bernilai daripada baptisannya, bahwa Yesus membaptis dengan daya Roh Kudus. Namun Yesus tetap meminta untuk dibaptis: “Biarlah hal itu terjadi karena demikianlah sepatutnya kita menggenapi seluruh kehendak Allah” (Mat. 3: 15). Kira-kira Yesus sedang berkata begini kepada Yohanes Pembaptis: “Biarlah Aku juga dibaptis dengan air karena ini menandakan bahwa kebenaran dari Allah Bapa yang telah dinyatakan melalui hukum Taurat dan nubuat para Nabi itu sekarang terpenuhi.”
ADEGAN WAHYU. Baptisan Yohanes mencapai kegenapannya justru karena Yesus mengikutinya. Kesediaan Yesus dibaptis Yohanes menandai babak baru relasi Allah dengan manusia: Ketika Ia keluar dari air, langit terbuka, dan Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas Dia. Penampakan itu mengekspresikan makna yang mendalam: Langit terbuka, artinya Allah Bapa berinisiatif menyatakan diri kepada manusia. Dan pernyataan Bapa itu terpenuhi dalam diri Putra kesayangan-Nya yang akan membaptis dengan daya Roh Kudus.
KUALITAS DIRI YESUS. Narasi Markus (bdk. Mat. 3: 13-17; Luk. 3: 21-22) tentang baptis Yesus, menegaskan peran istimewa Kristus dalam sejarah keselamatan, berdasarkan relasi-Nya yang intim dengan Bapa (Abba). Tidak ada tokoh lain dalam PL yang telah mengklaim memiliki kualitas kesadaran akan relasi dengan Allah sebanding dengan Yesus. Ketika langit terbuka, Yesus melihat Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya (Mrk 1: 10), serentak mendengar suara Bapa yang memanggil-Nya sebagai Anak yang terkasih (Mrk. 1: 11). Misteri relasi persekutuan antara Bapa dengan Putra dan Roh-Nya tampak jelas. Peristiwa baptis ini menggemakan nubuat Yesaya tentang hamba Yahweh: “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa” (Yes 42:1; 61, 1). Dalam pembaptisan di sungai Yordan itu kualitas keputraan Yesus ditegaskan. Dengan kualitas diri itu Ia mengawali misi-Nya, menjalankan panggilan mesianik yang dipercayakan Bapa, yaitu mewartakan Kerajaan Allah bagi manusia dalam bimbingan Roh Kudus. Baptis di sungai Yordan merupakan jawaban ya Yesus secara tak bersyarat akan kehendak Bapa.
REVOLUSI KEPEMIMPINAN. Apa yang hendak diperlihatkan Yesus? Ia datang sebagai Pelayan. Ia membuat suatu protes publik untuk menepis harapan orang akan mesias yang terlalu politis. Dengan demikian Ia juga mengkritik manuver-manuver politik di zaman modern, yang mengandalkan kekerasan, senjata, korupsi berencana, serta eksploitasi kekayaan bumi. Yesus membalikkan semuanya. Ia menampilkan revolusi mental. Ia datang untuk menegakkan hukum, tetapi dengan cara baru yaitu kasih dan kehangatan. Ia tidak datang dengan teriakan, juga tidak membawa kapak api, melainkan berkeliling untuk berbuat baik. Jangankan membawa kapak api, buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya pun tidak akan dipadamkan. Dia menerangi bangsa-bangsa, membuka mata yang buta, membebaskan orang dari hukuman dan penjara.
MAKNA BAPTIS. Kalau demikian makna pembatisan Yesus, maka betapa mendalamnya makna baptisan kristiani. Sakramen Baptis bukan sebuah ritual belaka. Formulasi baptis “Dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus” bukan sekedar formalitas administrasi Gereja, bukan pula cara instan kristenisasi sebagaimana sering dituduhkan sementara orang. Sakramen baptis yang oleh Gereja dilakukan setelah sebuah tahap pembelajaran dan persiapan yang intens, dimaknai sebagai meterai awal relasi baru antara kaum beriman dengan Kristus, dan panggilan baginya untuk bersaksi sebagai anggota Gereja. Di sini letak pentingnya persiapan baptis bayi bagi orang tua dan katakumenat bagi calon baptis dewasa.
SURGA TERBUKA. Dengan kuasa Yesus dan daya Roh Kudus, kita terpanggil mewujudkan janji baptis: menegakkan kebenaran, melawan kuasa setan (takhyul, perjudian) dan keinginan daging. Bagi orang Kristen, perwujudan janji baptis diletakkan di atas harapan untuk melihat surga terbuka dan anak-anak Allah diperkenankan ikut serta dalam persekutuan ilahi.
Umat CIC Sydney ytk,
Diharapkan dengan pembaptisan kita masing-masing, kita bisa mengikuti dan menghayati makna yang terungkap dalam pembaptisan Tuhan kita, sehingga sekurang-kurangnya kita bisa mewujudkan jani baptis kita dalam kehidupan sehari-hari. Ametur.
RP. Agustinus Handoko HS MSC
Chaplain to the Indonesian Community
193 Avoca St, Randwick NSW 2031
PO BOX 309, Randwick NSW 2031
Email: hanhanmsc@yahoo.com atau Chaplain@cicsydney.org