DOSA ASAL & MAKNA SAKRAMEN BAPTIS

by | Sep 28, 2024 | Chaplain | 0 comments

Umat CIC Sydney ytk,

Tgl 27 Oktober 2024 menjadi momen yang special bagi kita CIC Sydney, karena kita diperkenankan untuk mengadakan penerimaan Sakramen Krisma di Gereja Our Lady of Rosary Kesington, dengan jumlah peserta sebanyak 45 orang. Puji Tuhan, saya sebagai Chaplain CIC Sydney diberi delegasi oleh pihak keuskupan Sydney untuk menerimakan Sakramen Krisma. Maka, mulai dari buletin minggu ke 26 ini sampai minggu ke 27, secara khusus saya memberikan 2 bahan permenungan seputar persiapan penerimaan Sakramen Krisma. Selamat mengikuti.  

DOSA ASAL

Dosa asal adalah dosa pribadi manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa, yang menimpa kodrat manusia, sehingga kemudian diwariskan kepada seluruh umat manusia melalui penerusan keturunan, karena Allah telah menentukan bahwa di dalam Adam seluruh umat manusia bersatu. Atau dengan kata lain, Allah menghendaki Adam menjadi kepala umat manusia. Maka kegagalannya untuk taat pada Tuhan membawa pengaruh kepada semua keturunannya. Karena itu, dosa asal Adam adalah dosa yang diterima semua manusia sebagai suatu keadaan dan bukan sebagai perbuatan. Artinya, tidak berarti, sejak lahir, manusia sudah otomatis melakukan dosa pribadi. Namun, sejak lahirnya, oleh karena dosa asal itu, manusia mempunyai kelemahan-kelemahan dan kecondongan terhadap dosa.

Ayat-ayat Kitab Suci yang mengajarkan adanya dosa asal, adalah: 1) “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mzm 51:7). 2) “Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu” (Keb 2:24). 3) “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang… Oleh ketidaktaatan satu orang, semua orang telah menjadi orang berdosa” (Rm 5:12,19). Dosa asal yang diturunkan kepada semua orang oleh Adam inilah yang dipatahkan oleh PERBUATAN KEBENARAN YANG DILAKUKAN KRISTUS SEBAGAI ADAM YANG BARU (lih. Rom 5:18). Para Bapa Gereja juga mengajarkan tentang adanya dosa asal. St. Agustinus, yang dalam menentang bidaah Pelagian, memberikan banyak kesaksian tentang hal itu dari para Bapa Gereja sebelum zamannya, seperti: St. Ireneus, St. Siprianus, St. Ambrosius, St. Gregorius Nasiansa, dll. 

Akibat dosa Adam dan Hawa, mereka dan seluruh umat manusia, termasuk kita, kehilangan kekudusan dan keadilan asali. Kita kehilangan rahmat pengudusan dan rahmat khusus(mengalami kematian dan ada dalam kuasa iblis). Dan karena Adam ditentukan Allah menjadi kepala seluruh umat manusia, maka kegagalannya untuk taat kepada Allah memberi akibat kepada seluruh umat manusia. Dengan kehilangan rahmat pengudusan, ketika kita lahir, kita mewarisi hukuman atas dosa asal, yang sesungguhnya tidak terjadi, seandainya Adam tidak jatuh ke dalam dosa. Dosa asal, walaupun tidak secara total merusak kodrat manusia, telah melukai kodrat manusia yang diciptakan menurut gambar Allah.

Kehilangan rahmat pengudusan, manusia tidak dapat berpartisipasi dalam kehidupan Allah; manusia kehilangan haknya untuk memandang Allah di Surga. Kehilangan rahmat khusus, manusia mengalami penderitaan dan kematian, pengetahuan akan Allah yang tidak sempurna, dan ketidakteraturan hawa nafsu. “Sebagai akibat dosa asal, kodrat manusiawi diperlemah kekuatannya, ditaklukkan kepada kebodohan, kesengsaraan, kekuasaan kematian, dan condong kepada dosa. Kecondongan ini dinamakan concupiscentia. Karena dosa, rusaklah hubungan yang harmonis antara manusia dan Tuhan, sehingga manusia mengalami ketakutan (lih. Kej 3:8-10). Akibatnya, manusia mengalami keterpisahan dengan Allah, dan Allah mengusir Adam dan Hawa keluar dari Taman Eden dengan menanggung segala akibat dosa mereka (lih. Kej 3:16-23). 

Dalam kondisi terluka oleh dosa, manusia tidak mungkin bersatu dengan Tuhan yang adalah kudus. Karena dosa asal, Surga tertutup bagi semua manusia sampai kematian Tuhan Yesus Kristus, yang dengan sengsara dan wafat-Nya telah menebus dosa-dosa manusia. Tuhan Yesus menentukan Sakramen Baptis, agar mengembalikan manusia kepada keadaan rahmat, yang telah hilang akibat dosa asal tersebut.

SAKRAMEN BAPTIS

Sakramen Baptis merupakan pintu awal seseorang untuk masuk ke dalam Gereja Katolik. Melalui penerimaan Sakramen Baptis, dosa asal seseorang akan diampuni dan akan menjadi anggota Gereja Katolik yang sah. Dalam agama Katolik, arti sakramen Baptis merupakan salah satu sakramen inisiasi yang paling fundamental. Arti Baptis dianggap sebagai gerbang masuk ke dalam kehidupan Gereja Katolik dan merupakan tindakan rohaniah yang memiliki makna mendalam. Bisa dibilang bahwa Baptis adalah inisiasi hidup dalam roh. Suatu hal yang menjadi syarat utama untuk dapat menerima sakramen-sakramen penting lain di tahap selanjutnya.

Perintah Sakramen Baptis dapat ditemui dalam Alkitab. Tepatnya tercantum dalam Injil Yohanes 3:5 yang berasal dari Yesus sendiri, begini bunyinya: 

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Selain itu, perintah akan pentingnya Sakramen Baptis juga ada di dalam Injil Matius 28:19-20, bunyinya adalah:

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Berdasarkan buku Sakramen Baptis dalam Kitab Hukum Kanonik, Teks, dan Komentar, Dr. Ardus Jehaut, (2022), arti Sakramen Baptis dalam agama Katolik adalah sebagai sarana pembersihan dosa asal yang diwariskan dari Adam dan Hawa. Melalui air baptis dan kata-kata ritual, dosa asal akan dihapuskan. Setelah itu seseorang muncul sebagai individu yang bersih dan diterima dalam kehadiran Tuhan. Baptis juga dianggap sebagai tindakan pertobatan dan pengakuan iman. Orang yang dibaptis atau wakil-wakilnya (misalnya, orangtua dan saksi) menolak setan, menerima Kristus, dan menyatakan iman dalam ajaran-ajaran Gereja Katolik.

Melalui sakramen Baptis, seseorang dihubungkan dengan Gereja Katolik sebagai anggota. Baptis dianggap sebagai pintu masuk ke dalam Gereja dan seseorang menjadi bagian dari komunitas iman Katolik. Dalam agama Katolik, Baptis dianggap sebagai perjanjian dengan Allah. Melalui baptisan, seseorang menjadi anak Allah dan diadopsi ke dalam keluarga iman Katolik. Bukan itu saja, arti Sakramen Baptis juga dianggap sebagai langkah awal yang sangat penting dalam perjalanan iman Katolik. Itulah sebabnya banyak umat Katolik menjalani baptis saat masih bayi atau anak kecil.  

Umat CIC Sydney ytk,

Selamat mempersiapkan penerimaan Sakramen Krisma dan siap untuk ikut bersaksi. Ametur.

RP. Agustinus Handoko HS MSC

Chaplain to the Indonesian Community

193 Avoca St, Randwick NSW 2031

PO BOX 309, Randwick NSW 2031

Email: hanhanmsc@yahoo.com atau Chaplain@cicsydney.org

Kategori