Site icon CIC Sydney

BE HUMAN, BE HAPPY, BE HEARTY, and BE HOLY

Umat CIC Sydney ytk,

INJIL hari ini dapat mengingatkan kita akan situasi bangsa akhir-akhir ini. Budaya hoax, ujaran kebencian dan saling menjelekkan serta budaya fitnah semakin marak terjadi. Sebagai murid-murid Kristus, kita telah diingatkan untuk tidak mudah mengumbar fitnah dan mengadili sesama. Yesus justru menghendaki para pengikut-Nya untuk memiliki keutamaan belas kasih kristiani, yaitu mengampuni. Kesejatian iman seorang Kristen dapat diukur dari kemampuannya untuk mengampuni yang lain. Alih-alih mengadili dan memfitnah sesama, ia justru memilih untuk memeriksa kekurangan dan kesalahannya sendiri.

Dengan semangat mengampuni, Yesus ingin menunjukkan dan mempertegas kualitas seorang murid. Kualitas kemuridan tidak diukur hanya dengan bergabung ke dalam kelompok Yesus. Lebih dari itu, seorang murid harus menunjukan buah-buah rohani yang bertumbuh dalam dirinya. Buah-buah rohani itu tampak dalam tindakan mengasihi dan mengampuni sesama.

Kualitas kemuridan bersumber dari perbendaharaan hatinya, sedangkan perkataan dan tindakan adalah barang yang dikeluarkan dari perbendaharaan itu. Bila cinta akan dunia dan keinginan daging memerintah atas dirinya, hatinya akan menyimpan perbendaharaan yang jahat. Dari sanalah keluar segala yang jahat. Barang yang jahat bisa terungkap dalam sikap mengadili, menista, dan menjelek-jelekkan. Sebab, apa yang diucapkan mulut, pasti meluap dari hati. Hal ini tidak berarti bahwa orang baik tidak mungkin mengeluarkan perkatan yang buruk, atau orang jahat tidak bisa menggunakan perkataan yang baik untuk sesuatu yang jahat. Oleh karena itu, setiap orang beriman harus selalu mengisi hatinya, bukan sekadar dengan hal yang baik, melainkan pula dengan kemurahan hati yang berlimpah-limpah.

Umat CIC Sydney ytk,

Kata-kata yg muncul dalam bacaan injil hari ini adalah sebagian dari instruksi-instruksi Yesus tentang perlunya kasih. Dalam berbagai kesempatan, Yesus secara tetap kembali dan kembali lagi kepada tema pengajaran ini. Yesus tidak memaksudkan bahwa sikap dan perilaku saling menghargai harus buta terhadap dosa atau bahaya-bahaya dosa. Yang dikatakan Yesus kurang lebih adalah seperti berikut: “Marilah kita memandang diri kita sendiri dengan kritis, sebelum kita menilai orang-orang lain.” Pertanyaan-pertanyaan tertentu harus berulang-ulang datang ke dalam pikiran kita: apakah kritik-kritik saya terhadap orang lain sungguh konstruktif dan kreatif, ataukah didasarkan pada iri-hati yang sempit? Apakah ketidaksabaran saya terhadap orang-orang  sungguh melekat  pada sifat pribadi saya? Apakah penilaian saya terhadap orang-orang lain merupakan penilaian yang matang dan dewasa? Bukankah saya terlibat dalam kesalahan sama seperti yang saya tuduhkan kepada orang-orang lain?

Kita sekali-kali tidak boleh lupa bahwa ide dan perbuatan kita sendiri pun dapat salah. Hasil-hasil terbaik akan senantiasa datang melalui kritik-diri sendiri yang jujur dan tindakan kasih kepada orang-orang lain yang dilatarbelakangi keterbukaan hati dan pikiran. Segala reformasi harus berawal dari dalam diri sendiri. Tanpa pengenalan diri sendiri dan rasa saling  menghormati, maka perubahan besar-besaran akan tanpa makna, malah dapat berakibat dengan hal-hal yang lebih buruk lagi.

Tuhan Yesus sendiri, satu-satunya Pribadi yang boleh berbangga, mengatakan bahwa hanya orang-orang yang rendah hatilah yang akan ditinggikan. Betapa sering kita mendengar orang berkata: “Satu hal yang saya selalu perhatikan tentang orang-orang yang sungguh besar. Mereka selalu kelihatan sangat rendah hati juga, tidak ada kesombongan, tidak ada rasa superior, tidak ada sikap seakan-akan mengetahui segala sesuatu.” Hal ini dapat dipahami. Mengapa? Karena siapa – selain orang-orang jenius –  yang mampu melihat dengan  lebih baik betapa sedikit yang sesungguhnya kita ketahui sebagai manusia.Hikmat yang sejati selalu disertai dengan rasa hormat mendalam terhadap Allah, terhadap sesama manusia, terhadap dunia. Orang-orang besar yang sejati telah belajar untuk “takut akan Allah” dan “menghormati semua orang.” Be a person for God and for others: Be Human, Be Happy,  Be Hearty and Be Holy.

RP. Agustinus Handoko HS MSC

Chaplain to the Indonesian Community

193 Avoca St, Randwick NSW 2031

PO BOX 309, Randwick NSW 2031

Email: hanhanmsc@yahoo.com atau Chaplain@cicsydney.org

Exit mobile version