Mengampuni adalah langkah menuju keselamatan kekal
Umat CIC Sydney ytk,
Sampai berapa kali kita harus mengampuni? Tujuh kali tidaklah cukup, melainkan harus tujuh puluh kali tujuh kali atau dengan kata lain tak terbatas. Perikop Matius 18:21-35 menceritakan pentingnya mengampuni dan berbelas kasih kepada sesama, karena kita semua telah menerima belas kasih dan pengampunan dari Tuhan. Namun, kita hanya dapat mengampuni sesama kita dengan segenap hati, kalau kita bekerjasama dengan rahmat Allah. Perikop ini ingin mengajarkan kita bahwa belas kasih adalah merupakan esensi dari Injil dan kekristenan.(Paus Yohanes Paulus II, Dives in Misericordia, 14)
Belas kasih Allah adalah tawaran Allah kepada manusia (Mat18: 21-22)
Dalam Injil Lukas 17:3 diceritakan bagaimana Yesus mengajarkan untuk mengampuni kesalahan orang lain. Lebih lanjut Yesus mengatakan “Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” (Luk 17:4) Mungkin perkataan Yesus ini masih terngiang-ngiang di telinga Petrus dan mungkin dia bertanya-tanya apakah benar seseorang harus mengampuni dosa sebanyak tujuh kali saja. Kemudian dia datang kepada Yesus dan bertanya “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” (ay.21) Dalam pemikiran rasul Petrus pengampunan tujuh kali seperti yang pernah dikatakan oleh Yesus mungkin telah cukup. Namun rasul Petrus lupa bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus sebelumnya adalah seseorang harus mengampuni kesalahan seseorang walaupun orang tersebut telah berdosa tujuh kali sehari dan kemudian menyesal. Dan untuk memperjelas, Yesus menjawab rasul Petrus “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (ay.22)
Tujuh melambangkan banyak hal, namun mempunyai karakteristik sempurna di dalam bangsa Yahudi. Sebagai contoh kita melihat imam harus memerciki darah atau minyak di hadapan Tuhan sebanyak tujuh kali (lih. Im 4:6; Im 14:16), memerciki darah sebanyak tujuh kali kepada orang yang ditahirkan dari kusta (lih. Im 14:7). Kita juga melihat bahwa angka tujuh dipakai dalam peristiwa tembok Yeriko, dan dikatakan “dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala.” (Yos 6:4). Bahkan dikatakan di dalam Maz 119:164 “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.” Kitab Wahyu juga menuliskan tentang gulungan kitab yang dimaterai dengan tujuh materai (lih. Why 5:1) Jadi, dari beberapa contoh ini, kita dapat melihat bahwa angka tujuh adalah menyatakan sesuatu yang penuh dan sempurna. Kalau Yesus menjawab tujuh puluh kali tujuh artinya sama saja dengan tujuh (angka yang sempurna) kali sepuluh (juga angka yang sempurna, seperti sepuluh perintah Allah) kali tujuh (angka yang sempurna), atau dengan kata lain tak terbatas.
Mengampuni adalah salah satu perintah yang mungkin gampang diucapkan namun sulit untuk dilakukan. Namun, kita melihat banyak tokoh-tokoh Perjanjian Lama yang memberikan contoh tentang pengampunan. Yusuf yang telah dicelakai dan dijual oleh saudaranya, akhirnya mau memaafkan saudara-saudaranya (lih. Kej 45:5-15; Kej 50:10-21). Musa mengampuni Harun dan Miryam yang memberontak. (lih. Bil 12:1-13). Daud juga mengampuni Saul, walaupun Saul berusaha berkali-kali membunuhnya (lih. 1Sam 24:10-12; 1Sam 26:9; 1Sam 26:23; 2Sam 1:14-17 ) dan Daud juga memaafkan Simei yang sebelumnya telah menghina Daud (lih. 2Sam 16:9-13; 2Sam 19:23; 1Raj 2:8-9). Dan akhirnya, contoh paling sempurna dari tindakan mengampuni adalah seperti yang dilakukan oleh Yesus, ketika di kayu salib Dia mengatakan “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:34)
Pengampunan yang diberikan oleh Kristus di kayu salib adalah merupakan gambaran akan misi Kristus di dunia ini, yaitu Dia datang untuk memberikan pengampunan terhadap dosa yang diperbuat seluruh umat manusia. Pengampunan ini merupakan perwujudan dari belas kasih Allah Bapa kepada umat manusia, yang memberikan Putera-Nya yang dikasihi untuk datang ke dunia dan menebus dosa dunia, sehingga barang siapa percaya kepada-Nya akan mendapat kehidupan yang kekal. (lih. Yoh 3:16) Pengampunan ini juga merupakan perwujudan dari Allah yang maha kuasa, seperti yang ditegaskan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK, 277) “Tuhan menunjukkan kemaha-kuasaan-Nya dengan menobatkan kita dari dosa-dosa kita dan dengan membuat kita menjadi sahabat-sahabat-Nya lagi melalui rahmat-Nya (“Allah, Engkau menyatakan kekuasaan-Mu terutama apabila Engkau menaruh belas kasihan terhadap kami dan mengampuni kami”).“Hanya Allahlah yang dapat memberikan rahmat pengampunan kepada umat manusia. Dan rahmat pengampunan ini menjadi pembuka untuk keselamatan manusia, yang menuntun manusia ke dalam Kerajaan Sorga. Rahmat pengampunan Allah ini mengalir secara luar biasa dalam Sakramen Pengampunan Dosa.
Umat CIC Sydney, anda mau diampuni? Ada syarat yang harus kita lakukan: “Ayo kita terlebih dahulu mengampuni yang bersalah kepada kita.” Ingat doa Bapa Kami: Ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Fr. Agustinus Handoko MSC
Chaplain to the Indonesian Community
193 Avoca St, Randwick NSW 2031