(Kontemplasi di depan palungan)
Di depan kandang Natal yang masih kosong saya merenung:
Tahun ini kita berada di tengah-tengah pandemic COVID-19. Diakui atau tidak, kita sangat terpengaruh. Secara mental, secara emosional, secara fisik. Kita menjadi mudah marah dan menjadi mudah lelah. Kita masuk ke dalam keruweten masalah tanpa ujung. Kita juga frustasi. Border ditutup atau tidak di hari Natal ini, padahal sudah pengin sekali liburan.
Palungan
Palungan, dalam bahasa latin praesepium, adalah tempat untuk memberi makanan. Dan kita bisa bayangkan makanan itu adalah rerumputan yang kering. Dan sebagai orang yang dibesarkan di pedesaan saya tahu, betapa gatal dan perihnya rumput-rumput kering itu. Namun jika diatur, diberi alas, rerumputan itu bisa menjadi tempat yang hangat.
Itulah symbol dari hati kita, hati manusia. Jika tidak diatur dan dialasi ajaran-ajaran Tuhan, kita bisa menjadi hati yang penuh dengan amarah, dendam, iri hati. Dan tidak nyaman. Namun jika diatur dengan baik, dialasi dengan ajaran-ajaran Tuhan: Yesus tidur nyenyak. Hati kita hati yang damai.
Undangan Menjadi Berkat
Yesus yang berbaring di atas praesepium adalah simbol yang sangat tegas. Yaitu bahwa Yesus yang dibaringkan di palungan, menjadi makanan rohani bagi kita semua. Dialah “Roti yang telah turun dari Surga” (Yoh 6:41), untuk menyegarkan kehidupan rohani kita. Ini juga menjadi undangan bagi saya dan anda. Jika kita benar-benar menjadi murid Yesus, kita akan menjadi pembawa berkat, bukan bencana. Penerangan dan bukan kegelapan. Kebahagiaan dan bukan penyebar stress.
Contoh : Iswan sudah siap liburan ke Gold Coast. Pengin sekali dia berlibur. Driving and fishing. Goreng telur, dengan nasi hangat mengepul. Plus sambal ijo. Tapi bisa jadi border ditutup karena ada kasus Covid-19. Apakah dia bisa tetap damai? Berserah kepada Tuhan. Atau dia bingung, telpon sana telpon sini. Dan tanpa disadari dia menjadi penular keresahan dan stress pada teman-temannya?
Yesus yang adalah Allah rela untuk berbaring di atas palungan. Palungan itu isinya jerami dan makanan ternak. Bisa dibayangkan ketidaknyamanannya. Namun Yesus menghadapi dengan tenang. Ini merupakan undangan bagi kita untuk juga mampu membangun sikap tenang dan damai di tengah-tengah ketidaknyamanan kita, salah satunya karena COVID-19.
Selamat menjelang Natal Para sahabat. Jangan hanya perayaannya kita ambil. Makna dan perutusannya kita bungkus juga!
Saudaramu dalam Tuhan,
Fr. Petrus Suroto MSC